Senin, 23 Februari 2015

Teknik-teknik Mendapatkan Umpan Balik (pembelajaran

  • Memancing Apersepsi Anak Didik
  • Anak didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan sosial masyarakatnya sehingga sikap, perilaku dan pandangan hidup anak dipengaruhi oleh lingkungan yang membentuknya. Contohnya perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh anak yang hidupnya di kota dengan anak yang hidupnya di desa.
  • Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak bersal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang dipunyai anak adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian anak Anak biasanya senang membicarakan hal-hal yang menjadi kesenangannya.
  • Dalam mengajar, pada saat yang tepat, guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi kesenangan anak untik diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan pelajaran yang disampaikan. Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan, tetapi harus sesuai dengan bahan pelajaran. Pendekatan realisasi ini dirasakan memudahkan pengertian dan pemahaman anak didik terhadap bahan pelajaran yang yang disajikan.
  • Pengalaman anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, usaha guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.
  • Bahan apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
  • B. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
  • Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar. Tinjauan mengenai sifat bahan ini dikarenakan dalam setiap kali proses belajar mengajar berlangsung ada di antara anak didik yang kurang mampu memproses / mengolah bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sukar didapatkan. Inteligensi adalah faktor lain yang menyebabkannya. Sukar dipahaminya penjelasan guru juga menjadi faktor penyebabnya .
  • Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pengajaran dan pembelajaran, alat bantu yang dimaksud biasanya disebut media dalm pembelajaran itu sendiri. Media berasal dari kata latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara. Jadi secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan. Dalam bidang pendidikan, Association for educational Communications and Technology (AECT, 1977), yaitu suatu asosiasi yang bergerak dalam bidang teknologi komunikasi edan pendidikan, mendefinisikan media sebagai segala bentuk yan digunakan untuk menyalurkan informasi .
  • Telah disinggung di atas bahwa penggunaan alat bantu/ media untuk memperjelas bahan pelajaran. Adapun tujuan lain yang tak kalah penting di dalm penggunaan alat bantu ini adalah:
  • 1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi lebih besar
  • 2. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh kehadapan peserta
  • 3. Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau amat lambat menjadi lebih sistematis dan sederhana.
  • 4. Menampung sejumlah besar peserta untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang sama
  • 5. Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya kehadapan siswa
  • 6. Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian siswa
  • 7. Meningkatkan sistematika pengajaran
  • Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu/ media dalam pembelajaran adalah:
  • 1. Untuk memperlancar interaksi antara guru dan siswa
  • 2. Proses belajar menjadi lebih menarik
  • 3. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
  • 4. Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
  • 5. Meningkatkan kualitas belajar siswa
  • 6. Proses pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
  • 7. Menimbulkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran
  • Menurut Basyiruddin Usman, media dapat digolongkan menjadi 8 kategori, yaitu:
  • a. Realthing, dapat berupa manusia (guru) itu sendiri, benda sesungguhnya dan peristiwa yang terjadi.. Pengajar adalah media utama dalam proses belajar-mengajar dan merupakan motivator atau fasilitas bagi siswa untuk mengoptimalkan kegiatan belajar.
  • b. Verbal refresentation; berupa media tulis/cetak, buku teks dan sebagainya.
  • c. Grafic Representation; berupa chart, diagram, gambar atau lukisan
  • d. Still Picture; seperti foto, slide, film strif, dan media visual lainnya.
  • e. Motion Picture; film, televisi, video, tape dan lainnya
  • f. Audio Recording; pita kaset, real tape, piringan hitam, sound track dan sebagainya
  • g. Simulation; berupa permainan yang menirukan kejadian yang sebenarnya, sebagai contoh simulasi perang-perangan dan lainnya .
  • Alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk meningkatkan perhatian anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar anak didik yang berkelanjutan.
  • C. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
  • Proses belajar mengajar adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan anak didik. Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada.
  • Motivasi merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seoranga anak didik. Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu:
  • 1. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
  • 2. Menjelaskan secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran
  • 3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari
  • 4. Membentuk kebiasaan belajar ang baik
  • 5. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
  • 6. Menggunakan metode yang bervariasi
  • Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan, yaitu :
  • a. Memberi Angka; Angka dimaksud sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik.
  • b. Hadiah; Sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan/ cinderamata
  • c. Pujian; alat motivasi yang positif
  • d. Gerakan tubuh; bentuk mimik yang cerah, dengan senyum, mengangguk,acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, menggelengkan kepala, menaikkan tangan dan lain-lain
  • e. Memberi Tugas; suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk diselesaikan
  • f. Memberi Ulangan; Salah satu strategi yang penting dalam pengajaran
  • g. Mengetahui Hasil
  • h. Hukuman
  • Peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya bila ada motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik, antara lain :
  • a. Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan partisipasi positif
  • Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias, serta dimulai dan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas berpotensi, merupakan faktor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membias mewarnai sikap para peserta didiknya. Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap akan tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunjukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga akan tumbuh minat yang kuat pada diri para peserta didik yang bersangkutan.
  • b. Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran
  • Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu pada setiap awal kegiatan guru berkewajiban memberi penjelasan kepada peserta didik tentang apa dan untuk apa materi pelajaran itu harus mereka pelajari serta apa keuntungan yang akan mereka peroleh. Selain itu hendaknya guru tidak lupa untuk mengadakan kesepakatan bersama dengan para peserta didiknya mengenai tata tertib belajar yang berlaku agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif.
  • c. Tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung
  • Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang “menarik” dan “cukup” untuk mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik. Begitu pula halnya dengan faktor situasi dan kondisi lingkungan yang juga penting untuk diperhatikan, jangan sampai faktor itu memperlunak semangat dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar.
  • d. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap peserta didik
  • Agar kesadaran akan potensi, eksistensi, dan percaya diri pada diri peserta didik dapat terus tumbuh, maka guru berkewajiban menjaga situasi interaksi agar dapat berlangsung dengan berlandaskan prinsip pengakuan atas pribadi setiap individu. Sehingga kemampuan individu, pendapat atau gagasan, maupun keberadaannya perlu diperhatikan dan dihargai. Dan yang penting lagi guru hendaknya rajin memberikan apresiasi atau pujian bagi para peserta didik, antara lain dengan mengumumkan hasil prestasi, mengajak peserta didik yang lain memberikan selamat atau tepuk tangan, memajang hasil karyanya di kelas atau bentuk penghargaan lainnya.
  • e. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses belajar mengajar.
  • Perlu diingat bahwa bila terjadi kesalahan dalam hal perlakuan oleh guru di dalam pengelolaan kelas pada waktu yang lalu maka hal itu berpengaruh negatif terhadap kegiatan selanjutnya. Penerapan peraturan yang tidak konsisten, tidak adil, atau kesalahan perlakuan yang lain akan menimbulkan kekecewaan dari para peserta didik, dan hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat keaktifan belajar peserta didik. Karena itu di dalam memberikan sanksi harus sesuai dengan ketentuannya, memberi nilai sesuai kriteria, dan memberi pujian tidak pilih kasih.
  • Macam-macam bentuk motivasi di atas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam proses belajar mengajar.
  • D. Menggunakan Metode yang bervariasi
  • Proses belajar dewasa ini menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang beragam agar proses belajar tersebut menyenangkan dan mampu mengembangkan kemampuan muridnya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan diajarkan. Menurut DR. Ahmad Tafsir, metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata “cepat dan tepat disini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien . Di sini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan muridnya dan metode dalam pembelajaran agama Islam adalah cara yang efektif dan efisien dalam mengajarkan agama Islam itu sendiri. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat dipahami murid secara sempurna, dalam hal ini ialah pengajaran yang berfungsi pada murid. “Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran cepat adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pengajaran tersebut difasilitasi alat–alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman murid terhadap materi yang diajarkan.
  • Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalm menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik.
  • Macam-macam metode konvesional dalam pembelajaran antara lain :
  • 1. Metode ceramah
  • 2. Metode diskusi
  • 3. Metode tanya jawab
  • 4. Metode demonstrasi dan eksprimen
  • 5. Metode resitasi
  • 6. Metode kerja kelompok
  • 7. Metode sosio-drama
  • 8. Metode karya wisata
  • 9. Metode drill
  • 10. Metode sistim regu
  • Selain dari metode konvesional di atas, masih banyak metode yang dapat digunakan oleh guru guna mendapatkan umpan balik dari bahan pelajaran yang diajarkan. Seperti metode active learning 101 cara belajar siswa aktif karangan Melvin L. Silberman.

sumber :http://teguh1611.wordpress.com/2009/04/17/teknik-teknik-mendapatkan-umpan-balik-pembelajaran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar